OTOJATIM - Di tengah dinamika ekonomi 2025, industri logistik Indonesia menghadapi tantangan yang semakin terukur secara finansial. Kenaikan biaya energi, tekanan efisiensi distribusi, serta risiko armada berhenti beroperasi membuat biaya operasional menjadi variabel utama dalam menjaga profitabilitas usaha. Dalam kondisi ini, kendaraan niaga tidak lagi dinilai dari harga beli semata, tetapi dari total biaya kepemilikan sepanjang umur pakai.
![]() |
| Jajaran manajemen UD Trucks Indonesia dan Astra UD Trucks berdiskusi bersama rekan media |
Dalam praktik operasional, perilaku pengemudi memiliki pengaruh langsung terhadap konsumsi bahan bakar dan keausan kendaraan. Teknik pengereman yang kurang tepat, kelelahan berkendara, hingga inspeksi harian yang diabaikan berpotensi meningkatkan biaya perawatan. Karena itu, program edukasi keselamatan yang dijalankan UD Trucks dirancang untuk membentuk kebiasaan kerja yang lebih disiplin dan konsisten.
Vice President Director, Marketing & After Sales Service Director UD Trucks Indonesia, Handi Lim, menempatkan investasi pada pengemudi sebagai bagian dari perhitungan finansial jangka panjang.
“Keselamatan itu bukan hanya teknologi, tetapi kebiasaan. Tahun ini kami memperkuat komitmen untuk memberdayakan pengemudi Indonesia agar lebih siap menghadapi tuntutan industri modern.”
Pendekatan tersebut diperkuat oleh pemanfaatan teknologi seperti ESCOT dan My UD Fleet. Sistem ini memungkinkan pemantauan konsumsi bahan bakar, pola berkendara, serta jadwal perawatan armada. Bagi pelanggan, data ini menjadi dasar pengendalian biaya dan perencanaan operasional yang lebih presisi, sekaligus mengurangi risiko downtime yang berdampak langsung pada pendapatan.
Dari sisi produk, peluncuran New Kuzer SKE 150 memperkuat pilihan kendaraan di segmen light duty truck. Model ini hadir dengan mesin Euro 4 berteknologi EGR dan DOC, yang dirancang untuk menjaga keseimbangan antara performa dan efisiensi bahan bakar. Dalam konteks finansial, efisiensi ini berkontribusi langsung pada pengendalian biaya harian armada.
New Kuzer dikembangkan berdasarkan kebutuhan operasional pelanggan di lapangan. Kabin ergonomis dan visibilitas luas membantu menjaga konsistensi kerja pengemudi, sehingga risiko kelelahan dan kesalahan operasional dapat ditekan. Sistem pencahayaan Headlamp LED dan DRL mendukung keamanan kerja, yang berimplikasi pada stabilitas biaya perawatan jangka panjang.
Chief Executive Officer Astra UD Trucks, Winarto Martono, menilai kepastian biaya menjadi faktor utama dalam keputusan pembelian kendaraan niaga.
“New Kuzer SKE 150 adalah solusi nyata untuk produktivitas pelanggan. Dengan efisiensi bahan bakar, emisi yang lebih rendah, serta layanan purna jual yang terintegrasi, kami membantu pelanggan menjaga armada tetap optimal dan biaya operasional lebih terkendali.”
Layanan purna jual menjadi komponen penting dalam perhitungan total biaya kepemilikan. Jaringan servis Astra UD Trucks berbasis single ID serta paket full maintenance Kuzer memberikan kepastian perawatan armada. Skema ini membantu pelanggan menghindari lonjakan biaya tak terduga akibat kerusakan atau keterlambatan servis.
Pengakuan Quality Assurance Awards 2025 dari UD Trucks Corporation di Jepang memperkuat posisi kualitas layanan sebagai nilai finansial. Standar global dalam proses penjualan dan layanan purna jual memberi jaminan konsistensi biaya dan keandalan armada sepanjang siklus operasional.
Presiden Direktur UD Trucks Indonesia, Johan Kleinsteuber, melihat perubahan lanskap logistik nasional sebagai dorongan menuju pengelolaan biaya yang lebih disiplin.
“Tahun 2025 menunjukkan bahwa Indonesia memasuki era logistik baru, lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih berkelanjutan. Kami percaya masa depan transportasi Indonesia dibangun dari kombinasi teknologi, kemitraan, dan keberanian untuk berubah.”
Memasuki 2026, fokus UD Trucks diarahkan pada perluasan edukasi pengemudi, penguatan layanan purna jual, serta pengembangan teknologi telematika dan kendaraan rendah emisi. Dalam iklim bisnis yang semakin kompetitif, pengendalian biaya operasional armada menjadi faktor penentu kelangsungan usaha logistik nasional.




